TANGGA curam itu satu satunya jalur menuju sebuah gang sempit. Di sanalah pintu masuk menuju rumah Dembore Silva, 26, di kawasan kumuh Rocinha, Rio de Janeiro, Brasil. Yang luar biasa dari kawasan di lereng bukit itu adalah pemandangan bahari dari teras atapnya. Dari sana, terlihat pula daerah yang disebut Dirty Clothes, adalah markas geng narkoba yang terkenal kejam. Sesekali suara tembakan terdengar di antara gang-gang sempit permukiman kumuh itu.
Rumah-rumah penduduk di kawasan kumuh itu, termasuk rumah Silva, disulap menjadi penginapan buat turis-turis mancanegara yang akan berdatangan untuk menyaksikan Piala Dunia. “Kantong saya akan sangat bahagia!“ kata Silva.
Dari hasil penyewaan rumahnya, Silva berencana membeli sepeda motor.
Selama ini, Silva bekerja sebagai pemandu turis yang hendak berkeliling ke favela, istilah setempat untuk daerah kumuh.
Sejak enam tahun lalu, tentara dan kepolisian bekerja sama menghadapi geng narkoba di Rio de Janeiro. Pos-pos polisi dibangun dan area kumuh yang dikuasai geng-geng sindikat narkotika itu disulap menjadi lingkungan perumahan yang dilengkapi kemudahan air dan listrik.
Terlepas dari stigma jelek tempat tinggalnya, Silva beropini Rocinha justru lebih aman untuk turis ketimbang Ipanema dan Leblon, yaitu lokasi hotelhotel papan atas. Kawasan kumuh mirip Rocinha menjadi pilihan untuk turis yang berselera menjajal `kehidupan biasa' di Brasil.
Agen pariwisata Brasil memperkirakan 600 ribu wisatawan abnormal bakal mengunjungi Rio de Janeiro selama Piala Dunia yang dimulai 12 Juni. Kamar hotel yang tersedia 55.400 saja.
Tidak mengherankan bila penyewaan rumah penduduk menjadi pilihan, bahkan di daerah kumuh.
Tidak sependapat dengan Silva, Marcelo Haddad, kepala distributor promosi investasi Rio Negocios, yakin turis bakal menghindari tempat kumuh. Pasalnya, kata dia, di sana tidak tersedia alat transportasi, restoran, dan pertokoan yang cukup.
Nyatanya, program pengamanan di tempat kumuh Rio de Janeiro sejak 2008 sudah mendatangkan investasi dan pembangunan penginapan. `Rasakanlah kehidupan biasa di Rio de Janeiro', begitulah slogan yang ditawarkan bagi turis.
(Today Online/Her/M-1) Media Indonesia, 24/04/2014, hal : 28
No comments:
Post a Comment