The Toffees kini mulai menjadi bahaya baru bagi tim-tim elite Liga Primer lainnya dalam upaya merebut tiket ke Liga Champions isu terkini depan.
“IDENYA yakni saya ingin mengguna kan tunjangan yang luar biasa dari para suporter kami di Anfield untuk membuat lawan merasa 90 menit menjadi waktu terpanjang mereka.
Saya ingin melihat kami ber main menyerang dengan kreativitas dan khayalan tanpa henti,“ tegas arsitek Liverpool Brendan Rodgers beberapa jam sebelum kick-off.
Gagasan arsitek asal Irlandia Utara itu ternyata dapat diterjemahkan dengan baik oleh para punggawa the Kop. Alhasil, mereka sukses memaksa Manchester City takluk 2-3.
Kini harapan para Liverpudlian untuk melihat tim kesayangan mereka mengakhiri puasa gelarnya dalam 24 tahun terakhir pun semakin terbentang.
Rodgers yang sebelumnya selalu berkelit ketika disinggung soal peluang juara timnya boleh jadi sekarang mulai berani bermimpi.
Berkat komplemen tiga poin itu, `si Merah' menempati pole position dengan raihan 77 poin dari 34 langgar. Steven Gerrard dan mitra-kawan sekarang unggul 5 poin atas tim peringkat kedua Chelsea yang sampai informasi ini diturunkan masih menghadapi Swansea City dan unggul 7 poin atas City yang tetap di posisi ketiga.
Memang secara matematis Liverpool belum mampu dipastikan bakal menjadi juara. Masih ada empat pertandingan lagi yang harus mereka lakoni dan salah satunya menghadapi Chelsea pada 27 April nanti.
Tentu saja mereka dihentikan terpeleset dalam sabung tersebut jikalau tidak mau disalip para pesaing. Di samping itu City juga masih menyimpan dua partai tunda yang belum dimainkan. Dengan asumsi the Citizen bakal menyapu bersih kedua berkelahi tersebut, artinya mereka hanya terpaut satu poin.
“Atmosfer di Anfield selalu luar biasa. Kebisingan para suporter menambah dorongan ekstra meski Anda sudah merasa letih,“ ujar Rodgers.
Berebut tiket Pada bagian lain, Everton mulai mengancam timtim elite Liga Primer dalam perebutan tiket ke Liga Champions ekspresi dominan depan. Keberhasilan the Toffees mengalahkan Sunderland 1-0 akibat gol bunuh diri Wes Brown (75'), kemarin, membuat tim besutan Roberto Martinez itu menempati posisi keempat klasemen sementara dengan 66 poin dari 33 tubruk.
Mereka unggul 2 poin atas Arsenal yang berada sempurna di bawahnya dan 6 poin atas Tottenham Hotspur yang ada di peringkat keenam. Jika bisa menjaga performa di empat berkelahi ke depan, impian Everton untuk berlaga di kompetisi Eropa untuk kali pertama lagi semenjak 2005 memang terbuka.
Itu sebabnya Martinez meminta para pemainnya untuk tidak lengah dan tetap fokus.
Menurutnya, segalanya masih sangat mungkin terjadi.
“Kemenangan itu sangat menyenangkan sebab kami tahu laga itu akan sangat sulit,“ ujar Martinez.
“Terus terang adu itu sangat menegangkan. Karena itu, kemenangan tersebut menjadi sangat bermakna buat kami. Untuk meraihnya, kami harus berkorban dan itu kami tunjukkan sejak di ruang ganti pemain,“ lanjut arsitek asal Spanyol itu.
Kontras dengan Everton, bagi Sunderland, kekalahan itu mirip belati yang menusuk ulu hati mereka.
Betapa tidak? Akibat kekalahan itu, posisi the Black Cats kini sudah di bibir jurang degradasi.
Dengan raihan 25 poin dari 32 langgar, tim besutan Gus Poyet itu terbenam di dasar klasemen dengan defisit 4 poin dari tim di atas mereka, Cardiff City, dan 5 poin dari Fulham yang ada di peringkat ke-18. (AP/Rtr/R-4/ MEDIA INDONESIA, 14/04/2014, HAL 28)
No comments:
Post a Comment