Fifa Belum Bereaksi Soal Suap Di Piala Dunia 2022

SEKRETARIS Jenderal FIFA Jerome Valcke menolak berkomentar soal dugaan adanya rasywah pada proses bidding pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. FIFA pernah menyatakan bahwa proses penyelidikan terhadap penunjukan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 akan diselesaikan pada 9 Juni.

Saat ini dugaan suap yang menyelimuti kemenangan kontroversial Qatar dalam pemilihan tuan rumah semakin meningkat. Namun, Valcke tidak mengatakan apa-apa dikala beliau menghadiri peluncuran sentra penyiaran internasional Piala Dunia (IBC) di Rio. Ia hanya melambaikan tangan terhadap seruan media untuk info tersebut.

“Tidak ada balasan. Tidak ada pertanyaan,“ ucapnya.

Saat mengunjungi IBC itu, Valcke sempat berhenti sebentar untuk membeli es krim. Ketika ditanyai oleh wartawan bagaimana rasanya, Valcke menjawab, “Itulah pertanyaan yang dapat Anda tanyakan. Rasanya lezat.“

Qatar sebelumnya telah membantah tudingan-tudingan surat kabar Inggris Sunday Times yang menyebut bahwa Mohamed bin Hammam, mantan Wakil Presiden FIFA dari Qatar, membayar lebih dari US$5 juta untuk para ofisial sepak bola di seluruh dunia sebelum pengambilan bunyi pada 2010 yang membuat negara Teluk itu menerima hak menggelar Piala Dunia 2022. Qatar bahkan bersumpah untuk `mempertahankan integritas' penunjukannya.

Pernyataan Valcke itu berbanding terbalik dengan sebelumnya saat beliau mendukung komisi yang dibuat oleh mantan jaksa Amerika Serikat Michael J Garcia yang menilik proses pemilihan Rusia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan Qatar untuk turnamen 2022.

Padahal, Presiden FIFA Sepp Blatter sempat menyampaikan merupakan suatu kesalahan untuk memilih Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Hal itu yang lalu memicu kontroversi. Saat ini Blatter dan Valcke akan menghadiri kongres FIFA di Sao Paulo pada 10 dan 11 Juni, sebelum menghadiri pertandingan pembuka di kota itu antara Brasil dan Kroasia.(AP/ Rtr/Era/R-4) Media Indonesia, 4/6/2014; 27

No comments:

Post a Comment