Ander Herrera Diduga Terlibat Suap

Para pengatur skor pertandingan bisa dieksekusi hingga empat tahun kalau terbukti bersalah. Harian berbahasa Spanyol Marca menyebutkan bila perkara tersebut sampai ke pengadilan dan yang dituduh terbukti bersalah, mereka bakal terancam aturan penjara hingga empat tahun.

DUGAAN pengaturan skor tidak hanya terjadi di Liga Indonesia dan Seri A. Kali ini kasus itu menghantam La Liga yang menjadi salah satu kompetisi terbaik di dunia bersama dengan Liga Primer.

Mereka yang diduga terlihat ialah mantan pemain Real Zaragoza yang kini bermain untuk Manchester United Ander Herrera, Gabi (sekarang kapten Atletico Madrid), instruktur Zaragoza asal Meksiko Javier Aguirre (sekarang pelatih timnas Jepang), dan mantan Presiden Klub Zaragoza Agapito Iglesias.

Kasus itu sudah digulirkan sejak akhir September 2014. Ketika itu, Herrera masih berstatus saksi. Dari catatan pengadilan yang didapat, jaksa Spanyol menyatakan para pemain dan staf telah menyerahkan uang ratusan ribu euro kepada pemain Levante supaya Zaragoza bisa menang di pertandingan terakhir ekspresi dominan itu dan terhindar dari degradasi.

Jaksa menyampaikan Zaragoza membayar 965 ribu euro melalui rekening bank pemain, staf, dan instruktur tertentu. Para peserta menarik uang tersebut lalu menawarkan kepada pemain Levante sebagai sogok agar mengalah.

Zaragoza ketika itu menang 2-1 atas Levante yang posisinya sudah aman dari degradasi dengan dua gol kapten Gabi Fer nandez.
Harian berbahasa Spanyol Marca menyebutkan jika kasus tersebut hingga ke pengadilan dan yang dituduh terbukti bersalah, mereka bakal terancam aturan penjara sampai empat tahun. “Direktur, pelatih, dan para kapten tim sepakat dengan persetujuan pemain lainnya untuk mengatur hasil pertandingan,” demikian tuduhan jaksa. Berkas tuduhan jaksa kemarin sudah disampaikan ke hakim pengadilan di Valencia. Hakim akan memutuskan apakah akan dilakukan pemeriksaan yudisial resmi atau tidak.

Gabi pernah dikonfi rmasikan soal itu Oktober lalu dan membantah telah terjadi pengaturan skor. Saat itu beliau beralasan pembayaran itu bonus dan dia telah mengembalikannya sehabis disarankan klub beberapa hari lalu. Seri A Dari Seri A, sehabis skandal Calciopoli pada 2006 yang mengguncang kompetisi Italia, sekarang tuduhan miring soal pengaturan skor kembali terjadi. Laga antara Genoa dan AS Roma di Luigi Ferraris, Minggu (14/12), diduga diatur mafia.

Ialah Presiden Genoa Enrico Preziosi yang pertama kali melontarkan tuduhan itu. Ia menerka kemenangan Roma tidak higienis dan kartu merah yang diterima Mattia Perin juga sudah direncanakan semenjak awal. “Insiden kartu merah besar lengan berkuasa besar. Saya kecewa dengan keputusan besar kepala wasit. Saya pikir sudah banyak kejadian di Roma. Saya tak suka hal-hal seperti ini terjadi di sepak bola,“ sindir Preziosi dilansir Football Italia. Namun, pernyataan Preziosi dibantah Direktur Umum Roma Mauro Baldissoni. Menurut Baldissoni, kemenangan Roma lebih disebabkan faktor teknis.

Baldissoni juga kecewa dengan pernyataan Preziosi yang menyudutkan klubnya. Meski begitu, Baldissoni mengaku sudah memaafkan perilaku Preziosi. “Saya yakin beliau hanya salah bicara alasannya adalah kecewa. Itu juga pasti ungkapan dari emosi sesaat saja. Kemenangan Roma bahu-membahu lebih disebabkan kami superior di atas lapangan.“ (AP/AFP/R-4) Media Indonesia, 17/12/2014, halaman 28

No comments:

Post a Comment